Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Mengusut Sangihe, Sangir, Sanger

Gambar
  Foto. Yusak Salamate. Tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah, sekedar berbagi catatan. Bukan juga menggurui, maklum jika ada beda pendapat. Ada satu peristiwa yang menguji jati diri saya. Kala itu, oleh dosen penguji saya disuruh menjelaskan perbedaan Sangihe, Sangir, dan Sanger. Kebetulan terkait skripsi saya tentang KLAUSA BAHASA SANGIR. Pendeknya, dalil saya adalah; Sangihe itu menyangkut wilayah geografis, Sangir itu adalah bahasa yang digunakan orang yang berasal dari Sangihe, Sanger itu digunakan untuk menyatakan orang atau penduduk sangihe – orang Sanger. Soal benar atau salah mengenai dalil saya di atas, waktu itu saya tidak peduli. Intinya saya harus berargumen dengan baik dan meyakinkan. Lebih celaka lagi adalah buku utama sebagai referensi tentang bahasa Sangir yakni STRUKTUR BAHASA SANGIR karya Drs G.Bawole, tidak saya temukan. Beberapa tahun kemudian barulah saya mendapat buku tersebut dari Abang Pitres Sombowadile. Saat itu pula saya baru tahu ternyata Prof. J. Akun Da...

MENGENAL PETRUS JACOBUS PENCIPTA LAGU "TAHANUSANG KARA" DAN "OH MAWU RUATA"

Gambar
Foto makam Petrus Jakobus. Dokumentasi keluarga alm Tommy Jacobus. Masyarakat Sangihe dikenal sebagai masyarakat yang gemar dalam bermusik. Menciptakan alat musik juga menciptakan syair-syair lagu untuk dinyanyikan. Tidak berlebihan jika iverdikson tinungki bertutur bahwa penduduk wilayah Sangihe (orang Sanger) selalu bermusik dalam jiwanya. Contohnya; jika sedang menyendiri, mereka acap kali bersenandung. Dalam keseharian juga, jika mereka sedang memikirkan sesuatu atau menunggu sesuatu, kerap kali mereka mengehentakan kaki atau jari mereka diketuk-ketuk sehingga menimbulkan ritme tersendiri. Ini adalah bukti bahwa orang Sanger adalah kelompok masyarakat yang suka bermusik dan bernyanyi. Dalam jiwa, mereka tetap bernyanyi. Leluhur masyarakat Sangihe sudah punya alat musik sendiri dan diwariskan terus hingga ke generasi sekarang. Oļi, merupaka alat musik paling tua yang diciptakan leluhur suku Sangihe. Sekarang masih dilestarikan oleh pegiat budaya di kepulauan Sangihe. Sasambo, bawowo...

Hore..!!SLTA di Sangihe "Siap" Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Gambar
 SMA NEGERI 1 KENDAHE NEWS Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, bapak Maxi Milianus Tielung, S.Pd. Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) daerah provinsi Sulawesi Utara, kabupaten kepulauan Sangihe, Maxi Milianus Tielung, S.Pd, mengatakan bahwa, ada sekitar 30 sekolah di wilayah Cabdin Sangihe, siap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), yakni SMA ada 18 sekolah, SMK ada 9 sekolah, SLB ada 2 sekolah dan SMTK ada 1 sekolah.  "Semua persiapan PTMT ini sudah berdasarkan regulasi, seperti, Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, edaran regulasi kementerian pendidikan terkait penyiapan sarana dan prasarana protokol kesehatan di satuan pendidikan sebelum melaksanakan PTMT, edaran gubernur, dan petunjuk teknis kepala dinas pendidikan daerah Sulawesi Utara, tentang kesiapan-kesiapan sarana dan prasarana serta kesiapan-kesipaan...